Ketuk (X) Untuk Menutup

Selamat Datang

Di RODABLOG

×

Uji Hipotesis Statistik Dalam Penelitian


Transformasi statistik uji tersebut dapat diterapkan ke banyak hal. Namun saat mengambil keputusan uji hipotesis, transformasi ini akan sangat berguna untuk menemukan nilai p-value. Pada kasus pengujian dengan asumsi bahwa sampel mempunyai distribusi normal, maka nilai rata-rata populasi dapat diasumsikan sebagai 0 dan standar deviasinya adalah 1.Jika standar score yang ditemukan semakin jauh maka akan semakin besar juga peluang untuk menolak H0. Demikian juga sebaliknya.

Lalu yang menjadi pertanyaan, seberapa jauh nilai standard score yang dibutuhkan untuk menolak hipotesis nol? Umumnya, nilai rata-rata sampel yang mempunyai selisih hingga 2 kali dari standar deviasi telah membuktikan adanya penolakan hipotesis nol. Namun ini merupakan kasus secara umum. Jika ingin pembuktian secara empiris, maka dibutuhkan nilai p-value yang dapat memberikan gambaran secara signifikan mengenai hasil uji hipotesis.



Baca juga: Cara Uji Hipotesis Uji-T Dengan SPSS

Prosedur Pengujian Hipotesis

Prosedur pengujian hipotesis secara umum adalah sebagai berikut:

Contoh Pengujian Hipotesis

Hipotesis satu arah

Peneliti ingin mengetahui apakah usia yang paling tepat untuk menikah adalah 25 tahun atau lebih. Dalam hal ini diketahui bahwa simpangan baku adalah 26 tahun. Dengan menggunakan 40 sampel, ditemukan bahwa rata-rata berpendapat bahwa usia yang paling tepat untuk menikah adalah 27 tahun.

Lalu apakah asumsi menikah di usia 25 tahun masih bisa diterima? Anda bisa menggunakan taraf nyata 5 persen !

Contoh data yang digunakan

5. Kesimpulan : Z > 1.65, artinya Ho ditolak

Bisa disimpulkan, berdasarkan hasil pengujian, ditemukan bahwa anggapan usia ideal menikah pada usia 25 tahun tidaklah benar. Usia ideal menikah lebih baik lebih dari 25 tahun.