Jenis Dan Rumus Arus Listrik – Ketika membahas tentang kelistrikan, ada banyak sekali elemen di dalamnya, seperti hambatan listrik, arus listrik, tegangan listrik, dan lain sebagainya. Namun diantara beberapa elemen tersebut, yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah arus listrik.
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan arus listrik? Bagaimana arus listrik bisa bekerja? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari langsung saja simak pembahasan mengenai pengertian arus listrik lengkap beserta rumus dan juga jenis-jenisnya berikut ini.
Pengertian Arus Listrik
Arus listrik atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Electric Current adalah muatan listrik yang terjadi karena adanya pergerakan elektron-elektron, dan kemudian mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan coulomb (detik) atau yang biasa disebut sebagai ampere.
Arus ini biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti misalnya arus listrik yang sangat lemah menggunakan microamepere. Contohnya seperti yang ada pada jaringan tubuh manusia. Sementara itu, untuk arus yang paling kuat adalah petir 1 sampai 2000 kiloampere (kA).
Pada sirkuit arus searah bisa diasumsikan resistansi terhadap aliran listrik adalah konstan. Sehingga besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu sirkuit tergantung dari voltase dan juga resistansi berdasarkan hukum ohm.
Baca juga: Rumus Pembagi Tegangan Dan Arus Resistor
Sifat Arus Listrik
Arus listrik yang merambat pada suatu rangkaian akan menghasilkan energi. Energi inilah yang merupakan sifat dari suatu arus listrik. Berikut ini adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh arus listrik:
- Dapat menimbulkan reaksi kimia
- Dapat menghasilkan energi cahaya
- Dapat menghasilkan energi magnet
- Dapat menghasilkan energi panas
Aliran Arus Listrik
Perlu diketahui bahwa ada dua macam teori tentang aliran arus listrik, yakni arus listrik konvensional atau conventional current flow dan aliran elektron atau electron flow. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai kedua aliran listrik tersebut:
-
Konvensional
Secara konvensional, banyak yang menyebutkan bahwa aliran listrik pada sebuah rangkaian elektronika akan mengalir mulai dari arah positif (+) menuju arah negatif (-). Arah aliran arus konvensional ini merupakan suatu aliran arus yang menggunakan prinsip muatan, dimana arus listrik ini biasa diartikan sebagai aliran dengan muatan listrik positif pada sebuah penghantar dari potensial tinggi menuju ke potensial rendah.
Namun arah aliran arus listrik ini sangat berlawanan dengan prinsip aliran elektron pada sebuah penghantar. Rangkaian dengan konsep aliran listrik konvensional ini memiliki kegunaan untuk mempermudah pemahaman terhadap arah aliran muatan listrik, yakni dari arah positif menuju ke negatif.
-
Aliran Elektron
Aliran elektron ini memiliki memiliki arah yang berlawanan dengan arah aliran konvesional. Hal ini karena aliran elektron pada intinya merupakan partikel dengan muatan negatif dan bergerak bebas yang ditarik menuju ke terminal positif.
Dengan demikian maka arah aliran listrik pada sebuah rangkaian merupakan aliran elektron yang berasal dari kutub negatif baterai (katoda) dan kembali lagi menuju ke kutub positif baterai (anoda). Jadi arah aliran elektron dimulai dari arah negatif (-) menuju ke arah yang positif (+).
Jenis-Jenis Arus Listrik
Arus listrik terbagi dalam dua jenis, yaitu arus DC (searah) dan arus AC (bolak balik). Kedua jenis arus listrik tersebut mempunyai karakteristik tersendiri. Berikut ini kami akan memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis arus listrik tersebut:
-
Arus Listrik Searah (DC)
DC adalah singkatan dari Direct Current yang memiliki arti arus listrik searah. Sedangkan dalam bidang kelistrikan, arus listrik searah (DC) merupakan suatu arus listrik yang mengalir dengan arah dan besar secara konstan (tetap).
Pada arus listrik searah, tegangan DC atau tegangan searah pada suatu rangkaian arus listrik akan tertutup dengan arah yang sama, menghasilkan aliran arus listrik yang memiliki arah sama mulai dari kutub positif menuju ke kutub negatif.
Sumber arus listrik yang searah atau DC merupakan alat atau benda yang dijadikan sebagai sumber listrik arus searah dan hasilnya adalah arus searah yang permanen. Adapun sumber listrik searah yang paling umum diketahui adalah sumber listrik arus searah yang mampu membangkitkan listrik secara kimia dan mekanik. Berikut ini adalah contoh-contoh dari sumber arus listrik searah atau DC:
- Elemen elektro kimia
- Elemen Volta
- Accumulator atau aki
- Elemen kering
- Termo elemen
- Photo Electric Cell
- Generator arus searah
-
Arus Listrik Bolak-Balik (AC)
AC adalah singkatan dari Alternating Current yang memiliki arti arus bolak-balik. Sedangkan dalam bidang kelistrikan, arus bolak-balik atau AC merupakan arus listrik yang besar dan arahnya selalu berubah secara periodik pada waktu tertentu.
Dalam arus listrik AC ini, tegangan pada sebuah rangkaian arus, arahnya akan selalu berubah dengan ritme yang tertentu. Dengan demikian maka arus dan juga besar arus juga akan selalu mengalami perubahan. Namun untuk kutub positif dan negatif tidak akan bisa ditentukan meskipun listrik tersebut mempunyai dua ujung penghantar.
Hal tersebut dikarenakan arus listrik AC akan mengalir secara bergantian pada kedua ujungnya, terkadang berada di posisi positif namun juga sering berada dalam posisi negatif. Listrik yang pada umumnya berada di dalam rumah merupakan arus listrik AC karena dihasilkan oleh pembangkit listrik AC yang berasal dari PLN. Adapun contoh lain yang merupakan penghasil sumber arus listrik AC adalah dinamo dan juga generator listrik.
Arah Arus Listrik
Sering terdapat perdebatan menyangkut arah arus listrik. Apakah mengalir dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda), ataukah sebaliknya?