Ketuk (X) Untuk Menutup

Selamat Datang

Di RODABLOG

×

Cara Membuat Histogram Di Excel Berbagai Versi


Cara Membuat Histogram Di Excel – Untuk menampilkan sebuat data terdapat berbagai macam bentuk mulai dari diagram, grafik, statistik, histogram, dll. Pada artikel kali ini akan mengulas tentang Histogram. Histogram sendiri merupakan hasil penampilan dari suatu data yang berupa grafik yang menampilkan ringkasan data yang berbentuk batang dan sebagai penampil frekuensi data tersebut.



Histogram dapat membantu orang – orang dalam melihat suatu pola yang sulit untuk dideteksi yang ada pada tabel. Didalam grafik histogram terdiri dari satu kelas interval atau titik midpoint pada sumbu horizontal yang berupa frekuensi absolut (dalam bentuk angka 10,20,30, dst) dan pada sumbu vertical berisi frekuensi relatif (presentase 10%, 20%, 30%, dst).

Untuk tinggi batang pada grafik histogram menunjukkan berapa kali nilai didalam interval, sedangkan untuk lebar batang menunjukkan interval yang telah dicakup. Interval kelas disini hanya mewakili satu nilai dalam distribusi frekuensi atau kelompok nilai dalam sebuah distribusi frekuensi. Berikut beberapa macam distribusi pada histogram:

Baca juga: Uji Hipotesis Statistik Dalam Penelitian

Baca juga: Cara Memunculkan Data Analysis Excel 2016

Distribusi Normal

Merupakan distribusi normal yang memiliki frekuensi sama baik antara sisi kiri dan kanannya. Parameter yang digunakan sesuai dengan karakteristik distribusi normal. Berikut adalah histogram yang menggambarkan 10000 data yang terdistribusi normal dengan nilai rata – rata 0 dan simpangan bakunya 1:

Distribusi Bimodal

Distrbusi ini memiliki dua puncak pada tampilan grafiknya. Data yang digunakan pada distribusi ini harus dipisakan dan dianalisis dahulu sebagai distribusi normal terpisah. Dibawah ini adalah contoh histogram dengan distribusi bimodal dengan 20000 data dan memiliki dua pusat distribusi. Kedua pusat itu adalah distribusi dengan nilai rata – rata 0 dengan sampingan bakunya 1 dan distribusi dengan rata – rata 4 denga simpangan baku 2

Distribusi Miring Kanan

Dalam distribusi ini banyak data yang terjadi pada sisi kiri, sedangkan sedikit data yang terjadi pada sisi kanan. Distribusi ini juga dapat disebut dengan distribusi miring positif. Distribusi ini terjadi akibat adanya batas jangakauan pada data disisi kiri histogram, misal: batas 0. Berikut adalah histogram dengan distribusi miring kanan dengan (x – loc) / scale= 4

Baca juga: Rumus Z Score Untuk Menghitung Data Excel

Distribusi Miring Kiri

Distribusi ini merupakan kebalikan dari distribusi miring kanan yaitu distribusi yang memiliki jumlah data yang terjadi sisi kanan lebih besar dari pada disisi kiri. Distribusi ini juga bisa disebut dengan distribusi miring negatif dan memiliki batas rentang disisi kanan misal: batas seperti 100. Dibawah ini adalah contoh histogram distribusi miring kiri dengan (x – loc) / scale= -4

Distribusi Acak

Untuk distribusi ini tidak polang yang jelas dan juga memiliki beberapa puncak. Dalam distribusi ini dapat terjadi karena adanya properti data yang berbeda dan dilakuan penggabungan. Sehingga data hasus dianalisis secara terpisah.

Grafik penampil pada histogram tidak memiliki jarak antar batang atau barnya, karena data kelas yang digunakan akan muncul dimana saja dalam daerah cakupan grafik tersebut. untuk ketinggian batang atau bar akan disesuaikan dengan frekuensi atau frekuensi relatif jumlah data pada masing – masing kelas. Apabila ukuran tinggi bar semakin tinggi maka memiliki frekuensi data yang tinggi begitu pula sebaliknya.

Antara histogram dan grafik batang sama – sama menggunakan batang dengan arah vertikal. Histogram dan grafik batang memiliki perbedaan yang berkaitan denag tingkat pengukuran data. Untuk grafik batang dapat digunakan pada skala nominal dan untuk mengukur frekuensi data kategori dan kelas. Sedangkan histogram digunakan untuk mengukur data yang berada pada tingakat skala ukur ordinal dan kelas pengukurannya untuk rentang nilai.

Perbedaan lainnya terdapat pada urutan batang. Untuk grafik batang dapat digunakan untuk mengatur ulang dalam urutan penirinan ketinggian. Sedangkan untuk histogram tidak dapat diatur ulang dan harus diurutkan sesuai urutan dari kelas yang terjadi.

Baca juga: Cara Menghitung Uji Validitas Kuesioner Dengan Excel

Baca juga: Mengolah Data Uji Hipotesis T-Test Dengan Excel

Manfaat Histogram

Berikut adalah beberapa manfaat dari penggunaan histogram:

  1. Ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak;
  2. Ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses;
  3. Ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan;
  4. Ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses.

Langkah – Langkah Pembuatan Histogram

1) Mengumpulkan data Pengukuran

Data yang untuk membuat Histogram adalah data pengukuran yang berbentuk Numerik.

Sebagai contoh:

Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran untuk panjangnya kaki komponen A seperti tabel dibawah ini :

2) Sebelum menentukan Besarnya nilai Range, kita perlu mengetahui Nilai terbesar dan Nilai Terkecil dari seluruh data pengukuran kita. Cara untuk menghitung Nilai Range (R) adalah:

R = Xmaks – Xmins

atau

Range= Nilai terbesar – Nilai terkecil

Catatan:

Jika anda menggunakan Excel , anda bisa memakai Function :

Mencari Nilai Terbesar:  @MAX( nomor cell awal : nomor cell akhir)

Mencari Nilai Terkecil:  @MIN(nomor cell awal : nomor cell akhir)

Untuk contoh diatas, Besarnya Nilai Range adalah 0.6 dengan perhitungan dibawah ini:

Range = 3.2 – 2.6

Range = 0.6

  1. Menentukan Banyaknya Kelas Interval

Sebagai Pedoman, terdapat Tabel yang menentukan Kelas Interval-nya sesuai dengan banyaknya Jumlah Sample Unit  pada Data Pengukuran.

Untuk contoh kasus diatas, banyaknya sampel data pengukuran adalah 50 data, maka kita memilih banyaknya kelas interval adalah 7 buah (menurut tabel adalah 6 sampai 10).

4) Menentukan Lebar Kelas Interval, Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas

4.1. Menentukan Lebar Kelas Interval

Yang menentukan Lebar setiap kelas Interval adalah pembagian Range (Langkah 2) dan Banyaknya Interval Kelas (Langkah 3).

Kasus yang sama, untuk cara menghitung Lebar Kelas Interval adalah :

Lebar = Range / Kelas Interval

Lebar = 0.6 / 7

Lebar = 0.1 (dibulatkan)

4.2. Menentukan Batas untuk setiap Kelas Interval

Untuk menentukan Batas untuk setiap kelas Interval, kita memakai rumus :

Nilai terendah – ½ x unit pengukuran

(dalam kasus ini kita memakai unit pengukuran 0.1)

Batas Kelas Pertama :

Menentukan Batas bawah  Kelas pertama :

2.6 – ½ x 0.1= 2.55

Selanjutnya Batas Bawah kelas pertama ditambah dengan Lebar Kelas Interval untuk menentukan Batas atas kelas pertama :