Proses Pengisian Daya
- Dalam pengisian daya pada sebuah smartphone, sirkuit transmitter atau pemancar trafo virtual sedangkan sirkuit penerima mempunya sisi sekunder trafo virtual. Dengan menempatkan pemacar dan sirkuit penerima yang saling berdekatan antara satu sama lain maka bisa menimbulkan aksi transformator.
- Dalam hal ini yang dimaksud kumparan transmitter adalah cherger atau pengisi daya yang bisa disamakan dengan kumparan primer. Sedangkan untuk kumparan receivernya adalah sebuah perangkat yang akan dilakukan pengisian daya (smartphone, smartwach, sikat gigi, dan lainnya) yang bisa disamakan dengan kumparan sekunder pada transformator atau trafo.
- Rangkaian transmitter yang perangkat pengisiannya (charger) akan menerima daya yang berasal dari arus serta tegangan AC yang pada umumnya adalah arus listrik PLN yang memiliki tegangan sebesar 220V. Dalam rangkaian transmitter terdapat bagian penyerah yang digunakan untuk mengubah AC menjadi denyutan arus DC serta jaringan filter yang bisa digunakan untuk menaikkan level RMS dari tegangan yang sebelumnya sudah disearahkan tersebut.
- Ada juga rangkaian switching yang memiliki fungsi sebagai penyedia perubahan arus menuju kumparan atau coil secara terus menerus sehingga bisa menghasilkan fluks magnetik yang dibutuhkan dalam menginduksi muatan ke kumparan penerima atau receiver.
- Kumparan penerima akan mengumpulkan daya masuk lebih dulu kemudian meneruskannya langsung ke rangkaian penerima. Setelah itu daya masuk tersebut akan mengalami perubahan menjadi arus DC dalam kondisi stabil. Dengan demikian sudah bisa digunakan dalam pengisian baterai di berbagai macam perangkat elektronik seperti smartphone, smartwatch dan sikat gigi.
Baca juga: Pengertian NFC (Near Field Communication)
Di atas sudah kita singgung bahwa transfer daya akan terjadi saat fluks magnetik yang telah dibentuk oleh medan magnet bolak balik pada kumparan pemancar mengalami perubahan menjadi arus listrik pada kumparan penerima.
Untuk masalah jumlah listrik yang dihasilkan nantinya sangat ditentukan oleh jumlah fluks yang dihasilkan oleh pemancar serta berapa banyak fluks yang dapat ditangkap oleh kumparan penerima.
Jumlah fluks yang dapat ditangkat penerima juga tergantung dari “faktor kopling” yang dimana sangat ditentukan oleh jarak, ukuran, dan juga posisi kumparan penerima relatif terhadap kumparan pemancar. Hal ini berarti bahwa faktor kopling yang lebih tinggi mampu memberikan hasil transfer energi yang juga lebih tinggi.
Untuk dapat meningkatkan kemungkinan faktor penggandaaan yang semakin tinggi, stasiun pengisian daya nirkabel yang tertentu dirancang secara khusus dengan beberapa kumparan pemancar.